Gerakan Daur Ulang Sampah Elektronik Demi Kebaikan Bersama
Rafa Jafar atau kerap dipanggil RJ adalah seorang pelajar berusia 12 tahun yang mencanangkan gerakan e-waste atau sadar limbah elektronik.
Rizki Washarti
2/18/20161 min read
Banyak kalangan bingung apa yang harus mereka lakukan dengan barang-barang elektronik bekas.
Namun barang-barang elektronik sebenarnya dapat diolah sehingga tidak menjadi sampah yang berbahaya.
Rafa Jafar atau kerap dipanggil RJ adalah seorang pelajar berusia 12 tahun yang mencanangkan gerakan e-waste atau sadar limbah elektronik.
Ditemani ibunya, remaja yang baru duduk di bangku SMP ini bercerita asal mulanya tertarik pada sampah elektronik.
"Sebenarnya aku pertamanya tertariknya sama barang elektronik. Karena aku suka bikin barang-barang yang kayak elektonik gitu. Abis itu, aku kan sempat buang-buang elektroniknya, jadinya aku mikir, ini mau dikemanain?," kata RJ.
RJ pun putar otak dan akhirnya menciptakan tempat sampah khusus untuk barang elektronik bekas yang dia namakan drop box e-waste.
Mengancam kesehatan
Kini RJ sudah membuat 10 tempat sampah barang elektronik, namun baru dua yang ditempatkan di tempat umum seperti di sekolahnya.
Siswa kelas 7 sebuah Sekolah Menengah Pertama di Jakarta Selatan tersebut pun menjelaskan mengapa barang elektronik tidak boleh dibuang di sembarang tempat.
"Kan sampah elektronik itu mengandung racun. Jadi kalau dibuang sembarangan, racunnya akan menyebar kemana-mana dan itu bahaya banget. Bisa ada pencemaran lingkungan, pencemaran udara dan kita bisa ikut tercemar dan terkena penyakit sampai seperti kanker," papar RJ.
Kalau barang elektronik sudah dibuang terpisah dari sampah-sampah lainnya, langkah selanjutnya adalah proses daur ulang.
"Pertama sampah elektronik harus dipilah dulu sampai ke bagian paling kecilnya, ke besi-besinya. Kalau sudah, nanti mereka akan didaur ulang, jadi sesuatu lagi. Ada yang waktu itu dari proyek konstruksi, buat barang-barang bahan bangunan. Lalu alat musik, instrumen dan ada juga yang menjadi alat elektronik lagi," jelas RJ.
TV Rakitan ala Kusrin
Selain membuang barang elektronik terpisah dengan sampah lainnya, ada juga cara lain untuk memanfaatkan barang elektronik bekas.
Mohammad Kusrin, seorang pria asal Karanganyar, Jawa Tengah membuat TV dari barang layar bekas dan karya rakitannya itu membuat dia sampai diundang ke istana oleh Presiden Joko Widodo.
Kusrin memulai usaha perakitan televisi sejak lima tahun yang lalu dan merakit TV dari dari monitor komputer bekas, ditambah casing dan berbagai komponen lainnya.
Sebenarnya, Kusrin melihat bahwa ada peluang-peluang bisnis dari pemanfaatan barang-barang bekas tapi masih terdapat banyak kendala.
"Masalahnya pengolahan limbahnya itu. Kecuali pemerintah ada dananya," kata Kusrin.