Mengenal Lebih Jauh Sampah Elektronik
Apa itu sampah elektronik? Apa dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan? Bagaimana cara mengelolanya? Temukan jawabannya di sini!
Farhan Chandra & Joan Andrea Kurniawan
5/11/20254 min read


Pengertian Sampah Elektronik
Sampah elektronik adalah peralatan elektronik dan listrik yang sudah tidak digunakan, tidak dapat dioperasikan, atau tidak diperlukan lagi karena sudah menjadi barang yang kadaluarsa dan perlu dibuang, baik dalam bentuk atau isinya.
The international telecommunication union mendefinisikan sampah elektronik (e-waste) lebih jauh sebagai perangkat yang berkaitan dengan peralatan listrik dan elektronik yang telah dibuang lalu tidak dimanfaatkan Kembali.
Contoh Sampah Elektronik
EwasteRJ mengklasifikasikan sampah elektronik ke dalam enam kategori, yaitu:
Peralatan rumah tangga seperti rice cooker, setrika, hair dryer, termos Listrik, dispenser listrik, vacuum cleaner, lemari es, mesin cuci, dan AC.
Peralatan hiburan seperti kamera, radio, dan DVD player.
Peralatan teknologi informasi dan komunikasi seperti handphone, televisi, komputer, laptop, dan flashdisk.
Peralatan listrik seperti baterai, kabel, dan stopkontak.
Perlengkapan cahaya seperti bohlam dan lampu LED.
Mainan serta alat olahraga seperti konsol game dan treadmill.


Bahaya Sampah Elektronik
Dampak sampah elektronik terhadap kesehatan manusia
Sampah elektronik yang tidak ditangani dengan baik berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan serius karena logam berat dan senyawa beracun yang terkandung dalam sampah elektronik dapat masuk ke tubuh manusia melalui udara, air, atau makanan yang terkontaminasi.
Berikut beberapa kasus yang pernah terjadi akibat penanganan sampah elektronik yang buruk:
Pada tahun 2000-an, beberapa air sumur di daerah Munjul, Jakarta Timur terdeteksi tercemar logam berat seperti timbal dan kadmium karena adanya aktivitas daur ulang sampah elektronik di daerah tersebut. Akibatnya penduduk sekitar terkena berbagai macam penyakit.
Di Vietnam, Ibu-ibu yang bekerja di lokasi daur ulang sampah elektronik, air susunya terdeteksi mengandung polychlorinated biphenyls dan Brominated flame retardants.
Di India dan Guiyu (Tiongkok), para pekerja sampah elektronik di dalam darahnya mengandung logam berat dan senyawa beracun seperti PCB, PCDD/F, PBDE, dan Polycyclic aromatic hydrocarbon.
Dari ketiga kasus di atas kita dapat belajar bahwa pekerja daur ulang sampah elektronik dan penduduk yang tinggal di sekitar tempat daur ulang sampah elektronik adalah pihak-pihak yang paling rawan terpapar bahaya dari logam berat dan senyawa beracun.
Masyarakat umum pun tidak terlepas sepenuhnya dari bahaya tersebut mengingat kemungkinan tanpa sengaja mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi.
Oleh sebab itu menjadi sangat penting untuk memastikan agar sampah elektronik yang kita miliki terkelola dengan baik dan benar.


Dampak sampah elektronik terhadap lingkungan
Sampah elektronik yang mengandung logam berat (merkuri, timbal, kadmium, nikel, arsenik, dan sebagainya) dan senyawa beracun, jika tidak dikelola dengan baik dapat mencemari tanah, air, dan udara. Pencemaran ini dapat berujung pada degradasi kualitas lingkungan hidup.
Sampah elektronik yang dikelola dengan cara ditimbun atau dibuang ke tempat sampah, berpotensi menghasilkan lindi terkontaminasi yang dapat mencemari tanah dan air.
Pembakaran sampah elektronik secara terbuka yang umumnya dilakukan oleh sektor informal untuk mendapatkan material berharga dari sampah elektronik juga memiliki efek ekologis langsung seperti pelepasan gas beracun ke udara serta akumulasi polutan pada tanah dan air.


Cara Mengelola Sampah Elektronik
Sebagai langkah pencegahan, kamu bisa meminimalisir produksi sampah elektronik dengan mengikuti beberapa tips berikut ini sebelum memutuskan untuk membeli barang elektronik:
Pertimbangkan apakah barang elektronik yang akan dibeli benar-benar kamu butuhkan atau hanya keinginan sesaat.
Usahakan untuk memilih barang elektronik yang berkualitas dan dapat bertahan lama, sehingga nantinya kamu tidak perlu menggantinya terlalu sering.
Pertimbangkan untuk membeli barang elektronik yang ramah lingkungan.
Menyewa barang elektronik yang dibutuhkan hanya untuk sekali pakai.
Kerajinan dari sampah elektronik
Untuk barang-barang elektronik yang sudah rusak atau tidak terpakai lagi, kamu bisa juga mengkreasikannya menjadi suatu kerajinan. Tetapi hal tersebut harus dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat logam berat dan senyawa beracun yang mungkin terdapat di sampah elektronik kamu.
Berikut adalah contoh kerajinan dari sampah elektronik:




Miniatur robot dari komponen listrik yang dibuat oleh Marco Fernandes
Karya seni yang dibuat oleh Lex Talkington
Daur ulang sampah elektronik
Mendaur ulang adalah metode yang paling berkelanjutan karena dapat memberikan keuntungan finansial maupun non-finansial bagi lingkungan, masyarakat dan juga organisasi pendaur ulang (Shaikh, Thomas, Zuhair, & Magalini, 2020).
Daur ulang limbah elektronik dapat memberikan environmental benefits seperti menghindari polusi lingkungan terutama dari logam berat, polychlorinated biphenyls (PCB) dan polychlorinated dibenzofurans (PCDF) yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia (Ahirwar & Tripathi, 2021).
Saat ini, kamu bisa dengan mudah mendaur ulang sampah elektronik kamu hanya dengan cara memasukkannya ke dalam dropbox-dropbox yang disediakan oleh pemerintah, perusahaan, maupun organisasi seperti EwasteRJ.
Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Elektronik



Jika kamu memiliki sampah elektronik berukuran kecil, kamu bisa membuangnya ke Dropbox EwasteRJ yang berlokasi di West Lobby, North Lobby (east corridor, beside Starbucks) dan North Lobby (west corridor, beside The People’s Café), Supermal Karawaci.
Untuk sampah elektronik yang berukuran besar, EwasteRJ menyediakan jasa pengangkutan sampah elektronik. Kami akan melakukan penjemputan sampah elektronik ke rumah, kantor, atau tempat usaha kamu, kemudian mendaur ulangnya secara bertanggung jawab, dan terakhir mengirimkan e-waste’s impact report kepada kamu.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi EwasteRJ melalui WhatsApp: +62 851-6147-6275
Referensi:
Tuahena, L. A. M., Hendrawan, R. R., Alrasyid, M. A., & Kamal, U. (2024). Penerapan E-Sim Card Sebagai Langkah Proaktif Dalam Mengurangi Limbah Elektronik di Indonesia. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 2(5), 34-49.
Wahyono, S. (2013). Kebijakan Pengelolaan Limbah Elektronik Dalam Lingkup Global Dan Lokal= Electronic Waste Management Policies in the Scope of Global and Local. Jurnal Teknologi Lingkungan, 14(1), 49-58.
Dhinggar, N., & Najicha, F. U. (n.d.). Dampak sampah elektronik (e-waste) terhadap lingkungan hidup. Universitas Negeri Sebelas Maret.
